BSIP BERKARYA: REAKSI TANAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
Bimbingan teknis (bimtek) online BPSI Tanah dan Pupuk seri ke 7 dilaksanakan pada Senin 31 Juli 2023 dengan topik Reaksi Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman yang dibuka oleh Kepala BPSI Tanah dan Pupuk, Dr. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc.
Bimtek diikuti oleh 340 peserta dari Sabang sampai Merauke ini terdiri dari mahasiswa, petani, dosen, penyuluh pertanian dan masyarakat. Bimtek kali ini diisi dengan narasumber Ibrahim Adamy Sipahutar, S.P., MSc dan dipandu oleh Ir. A. Kasno, M.Si sebagai moderator. Topik yang disampaikan oleh Ibrahim sangatlah penting karena merupakan dasar dari proses penyediaan unsur hara tanah dan proses kehidupan mikroba yang ada di tanah. Reaksi tanah (pH) berpengaruh sangat penting secara kimia, fisika, dan biologi. Tidak hanya itu saja, topik ini diangkat karena berperan untuk peningkatan efisiensi tanah, tidak terjadi kekurangan dan keracunan unsur hara, serta agar lingkungan pertumbuhan tanaman kondusif.
Materi yang disampaikan oleh Ibrahim terdiri dari pengertian reaksi tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah, kebutuhan tanaman terhadap pH tanah, jenis tanah di Indonesia dan kondisi kemasamannya, pengaruh pH terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, dan tanaman penciri untuk mengetahui pH tanah secara mudah. “Kemasaman tanah (pH tanah) menunjukkan tingkat kemasaman dan kebasahan tanah pertanian dengan skala 0-14. pH tanah normal sekitar 7 namun secara umum tanaman membutuhkan tanah dengan kondisi pH 6,5-7,5” ujar Ibrahim dalam paparannya. Kemasaman tanah berkaitan dengan ketersediaan unsur hara di tanah dan aktivitas mikroba di dalam tanah. Kemasaman tanah mengakibatkan beberapa unsur hara yang beracun apabila jumlahnya terlalu banyak. Tanah dari Jawa Barat hingga Aceh secara umum memiliki pH cenderung masam karena intensitas curah hujan tinggi akibat terjadi pencucian secara intensif. Wilayah Indonesia timur memiliki pH tanah cenderung alkali/basa karena curah hujan ringan dan tidak intensif sehingga menyisakan garam-garam di top soil.
Lebih lanjut Ibrahim juga mengungkapkan beberapa metode sederhana untuk mengetahui pH tanah yaitu dengan menggunakan kunyit dan melihat vegetasi yang tumbuh secara alami. Kemasaman tanah di Indonesia berbeda-beda antar lokasi karena disebabkan oleh perbedaan bahan induk sehingga tingkat kesuburan tanah berbeda.
Acara bimtek ini juga diisi dengan diskusi yang interaktif dipandu oleh Ir. A.Kasno, M.Si selaku moderator. Peserta sangat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Dengan adanya bimtek online ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholder khususnya yang terkait dalam bidang pertanian sehingga dapat mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. (DIK, AFS, M.Is, Mtm).